Sunday, April 6, 2014

Bekam Insisi dan Bekam Jarum - Bagian 7

Substansi Kulit
Substansi Kulit

Benar seperti usulan seorang Ikhwan, diskusi bekam metode insisi dan tusukan harus dihentikan, tak ada gunanya diperpanjang. Tapi tunggu dulu, berhentinya di jalur mana? Sebab jika menyangkut iman, tak terasa ternyata kita bisa berada di luar jalur iman.

Karena kita mengusung Thibb Nabawi atau Thibb Islami, tentu harus dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam perkara hijamah, kita kembalikan kepada Sunnah Nabi yang sudah sangat terang, seterang sinar matahari di siang hari bagi orang yang dapat melihat. Jadi, iman ini merupakan kunci pertama. Sementara kunci kedua terletak pada kata “syarthah mihjam” torehan, sayatan, insisi alat bekam.

Dalam hadits yang lalu sudah disampaikan matan “syarthoh mihjam” dan tak ada kata lain dalam sistem pengeluaran darah hijamah yang disebutkan di seluruh hadits dan kitab-kitab syuruh kecuali dengan metode syarthoh.

Dalam kamus Al-Mawrid disebutkan makna syarthoh adalah hyphent ( - ), tanda baca yang biasanya disebut strip, yaitu bentuk yang menggaris. Kata kerjanya syaratha, berarti incese, menyayat, menoreh. Dalam Kitab Kamus modern lain disebutkan makna syaqqa, artinya membelah, mengiris. Bentuk sayatan, torehan, belahan dan irisan beda dengan tusukan yang membentuk titik.

Dalam kitab Mirqatul-Mafatih dalam Bab Kitab Ath-Thibb war-Ruqa disebutkan pengertian syarthoh yang merupakan bentuk fa’lah, artinya asy-syaqq, membelah, mengiris. Dalam kitab Faidhul-Qadir, Al-Imam Al-Qurthuby menjelaskan makna syarthoh mihjam adalah al-hadidah al-lati yusyrotu biha, pisau besi yang digunakan untuk menyayat. Ini hanya sebagian kecil dari hamparan uraian kata ini dalam kitab-kitab hadits.

Kata syarthoh ini dikuatkan lagi dengan uraian lain bahwa alat yang digunakan dalam proses hijamah Nabawi adalah syafrah, yakni as-sikkin, pisau.

Dengan cara berpikir bodoh-bodohan saja, sepertinya Rasulullah tak sembarangan memilih metode syarthoh. Ada hikmah, ada rahasia yang sangat besar dari pemilihan metode ini. Padahal zaman beliau pun sudah ada jarum. Kalaulah kemudian pada saat ini muncul tafsir “yang penting keluar darah”, maka tak tahu apakah tafsir ini juga atas dasar pemikiran bodoh-bodohan saja?

Sehubungan dengan masalah-masalah teknis, terutama sandungan undang-undang penggunaan alat kedokteran, maka sebenarnya sandungan tidak hanya itu saja. Seorang ikhwan di Blora pernah kesandung masalah serupa hingga ke meja hijau. Namun alhamdulillah dapat dituntaskan berkat bantuan teman-teman yang lain. Bahkan kata “pasien” pun “haram” digunakan kecuali oleh kalangan medis. Lalu antum bicara atas nama siapa dan mewakili siapa? Jelasnya, membela siapa dan menyerang siapa? Alhamdulillah, dua kali mengurus STPT, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan serta sekali dalam survey keamanan bekam, semua lancar-lancar saja. Bahkan Dinkes Jaksel anjurkan Assabil untuk ditingkatkan status menjadi klinik. Kalaulah masalah undang-undang ini pun tetap menjadi sandungan, ada cara lain yang tak perlu diungkap di sini.

Kesimpulan:

  1. Jika Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan suatu perkara, tak ada lagi pilihan lain bagi Mukmin dan Mukminah dalam urusan mereka (Al-Ahzab: 36)
  2. Kata syarthoh mihjam, merupakan jenis kata zhahir dan bukan musykil. Maknanya sudah langsung dapat dipahami dan tidak ada yang tersamar.
  3. Penjelasan dalam kitab-kitab syuruh hadits juga amat gamblang
  4. Terkadang kepentingan tertentu dapat mengalihkan seseorang dari poin satu
  5. Ketidaktahuan tentang sesuatu tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak sesuatu itu. Solusinya keluar dari ketidaktahuan (kebodohan).
  6. Hal-hal yang terkait dengan alat insisi, metodenya, termasuk efek buruknya, sandungan undang-undang alat kedokteran, izin, legalitas, merupakan perkara-perkata teknis, dan masalah-masalah teknis seperti inilah yang terkadang dibuat alat pengalih dari inti.
  7. Ada kajian anatomis fisiologis di balik metode syarthah ini, yang njlimet, berat dan insya Allah tak ringan. Tunggu sebagian uraiannya di bagian mendatang. Uraian lengkap hingga mekenismenya dan ilustrasi gambarnya akan diungkap habis di buku yang masih dalam proses, lengkap dengan nilai tekanan hidrostatik kapiler ujung arteri, tekanan hidrostatik interstisial, tekanan osmotik plasma, dan tekanan osmotik interstisial, sehingga diketahui gaya total yang menyebabkan cairan berpindah dari kapiler ujung arteri menuju jaringan interstisial. Begitu pula nilai tekanan hidrostatik kapiler ujung vena sehingga diketahui nilai gaya total sebesar 7 mmHg yang menyebabkan cairan berpindah dari jaringan interstisial menuju kapiler ujung vena, dalam kondisi hemostatis
  8. Optimalisasi mekanisme ini hanya terjadi dengan bekam metode syarthoh mengenai kapiler, bukan dengan tusukan jarum yang ujungnya mengenai arteriol, venule, arteri atau vena muskularis kecil, yang membuat darah yang keluar lebih banyak darah normal.

Wa Allah a'lam bi ash-shawab. Yang benar datang dari Allah, yang salah berasal dari diri yang lemah ini.

Friday, April 4, 2014

Agar Pasien Nyaman di Bekam

Ilustrasi Kecemasan
Ilustrasi Kecemasan

Hari ini ada dua pasien akhawat yang pernah mengalami trauma untuk dihijamah. Yang satu pernah dihijamah. Waktu dikop pertama pun sudah merasa kesakitan. Bukannya dihibur atau disugest, justru dibentak oleh penghijamah. Masa' begini saja teriak-teriak?

Yang satu lagi ibunya yang menjadi pasien, dengan jumlah titik nyaris tak terhitung, seluruh tubuh hingga kaki. Bukannya sembuh, tapi justru tak bisa jalan, temporal. Kejadian yang dialami ibunya inilah yang membuat Akhawat ini traumatik, walau akhirnya mau juga dihijamah.

Memang tidak mudah melayani orang banyak, beragama karakter dan sifat. Walau sudah diusahakan sesempurna mungkin, ada saja yang dianggap kurang. Belum lagi jika ada miskomunikasi. inilah layanan jasa. Tapi setidaknya dengan SOP yang baik, insya Allah layanan Thibb Nabawi bisa memberikan kenyamanan, manfaat, syifa' dan barakah.

Dalam kasus Ukhti kedua yang traumatik, ibunya dihijamah dengan banyak titik hingga tak bisa jalan. Apa memang titik hijamah harus sekaligus banyak? Apakah tidak dipikirkan bagaimana respon tubuh terhadap efek infllamasi yang merangsang sel mast dalam jaringan dan semua perubahan yang menyertainya? Bahkan set poin di hipotalamus pun bisa ikut naik yang berakibat demam. Itu pula ada sebagian pasien yang mengalami demam setelah hijamah.

Antum ada pendapat lain....?


Jangan Lupa Like Fanspage Ust. Kathur Suhardi

Thursday, April 3, 2014

Kitab Referensi Bekam atau Hijamah

 
Ad-dawaa Al-'ajiib
Ad-dawaa Al-'ajiib

Foto copy buku karangan Syaikh Muhammad Amin Syaikhu ini ana dapatkan beberapa bulan yang lalu dari seorang Ikhwan. Eeee.... tak tahunya buku ini terselip di rak sejak 2010. Kasihan dia.

Kajian lebih ilmiah, terutama dari sisi ad-damawy, hematologis. Sebagai contoh, beliau bedakan antara الدم الوريدي darah intravena dan darah hijamah. Malpraktik hijamah juga tak lepas dari perhatian penulis. Waktu hijamah beliau kaji antara sebelum makan pagi, waktu pagi, posisi rembulan dengan tgl 17, bahkan ada perbedaan antarmusim.

Kajian paling banyak tentang efek hijamah terhadap berbagai aspek yang mendatangkan kesehatan manusia, dari الجهاز المناعي immunity system hingga ke beberapa manfaat hijamah untuk kasus-kasus tertentu seperti احمرار الدم وفرط الكريات الحمراء وكثرة عدد الصفيحيات (polycythemia, erythremia, essential thrombocytosis) dll.

Di akhir buku disertakan berbagai data dan hasil pemeriksaan lab, sebelum dan sesudah hijamah dan medical record dari beberapa pasien dengan beberapa kasus yang berbeda.

Banyak ilmu hijamah yang dapat dipelajari dari kitab yang diterbitkan pada tahun 1999 ini, berbobot dan akurat, apalagi dengan tebal total 496 halaman ukuran 17 x 24 cm.

Namun ada pendapat beliau yang tak sejalan tentang posisi kahil. Di buku ini ditampilkan posisi kahil yang hampir berada di bawah scapula, dextra sinistra. Jadi kata kahil yang mufrad ini tak lagi tunggal titiknya. Sementara dalam beberpa kitab syuruh hadits disebutkan posisnya di antara al-katifain, dua pundak, mujtama' al-katifain atau kata lainnya adalah al-katad, seperti yang disebutkan dalam kitab An-Nihayah fi Gharib Al-Atsar, 4/255. Wa Allah a'lam bi ash-shawab.

Wednesday, April 2, 2014

Obati Kanker Dengan Cakar Ayam

 
Daun Cakar Ayam
Daun Cakar Ayam

Perjalanan 4 jam dari rumah tak surutkan semangat ke Leuwiliang Bogor hari ini, survey lahan yang seminggu lalu gagal dilaksanakan. Dengan ketinggian sekitar 500 meter DPL, keringat masih mengucur saat keliling lahan dengan luas beberapa hektar.

Allah sudah sediakan kekayaan nabati di sekeliling kita yang tak terhitung banyaknya, tinggal petik, diolah, dijual, dibeli mereka yang membutuhkan, dan diharapkan berbarokah. Salah satu di antaranya adalah cakar ayam yang bertebaran hampir di seluruh lahan, dan juga di sekian banyak lahan sekitar yang belum tersentuh. Padahal manfaat cakar ayam amat sangat banyak, dan selama ini Assabil selalu menggunakan bahan ini untuk ramuan herba yang diberikan kepada pasien.

Karena para petani di sekitar lahan tak tahu dan juga tak mengerti, maka tanaman yang sebenarnya sangat besar manfaatnya ini justru dianggap pengganggu seperti halnya rerumputan lain yang dianggap sebagai tanaman pengganggu.

Di antara manfaat cakar ayam adalah sebagai antitoxic, antiedema, antineoplastic, hemostatic, dll. Maka orang sehat pun baik konsumsi cakar ayam untuk menghindarkan kanker, terutama kanker paru.

Kalaulah ada ikhwan dari fakultas pertanian yang menganggur dan tertarik untuk bergabung, silahkan kontak kami. Di lahan ini sudah ada sumber air sendiri, sarana prasarana lainnya.


Jangan Lupa Like Fanspage Ust. Kathur Suhardi

Tuesday, April 1, 2014

Adab Dalam Perilaku

Akhlak Muslim
Akhlak Muslim

Ibnul-Mubarak berkata, “Seseorang tak tampak cerdas karena mengandalkan ilmu, selagi tidak menghiasi amalnya dengan adab.”

Al-Ahnaf berkata, “Adab adalah cahaya akal, sebagaimana nyala api yang menjadi cahaya pandangan dalam kegelapan.”

Sebagian hukama’ berkata, “Tidak ada adab kecuali dengan akal, dan tidak ada akal kecuali dengan adab.”

Dalam media diskusi ini, siapa pun boleh mengeluarkan uneg-uneg, pendapat, bantahan, sanggahan dan ide. Bahkan tak sedikit yang ikut nimbrung berpromosi. Monggo saja.

Satu saja yang perlu dipegangi, “adab”. Jika pendapat dan ide yang disampaikan dianggap tidak memperhatikan aspek “adab” oleh divisi IT, padahal sudah ada sinyal peringatan sebelumnya, maka mohon dimaafkan sebelumnya jika yang bersangkutan terkena penalty unfriend.


Jangan Lupa Like Fanspage Ust. Kathur Suhardi