Wednesday, January 11, 2017

YUK BELAJAR BAHASA ARAB KEPERAWATAN ISLAM

BAHASA INDONESIA dan BAHASA ARAB
Rongga dada قَفَص صَدرِي
jantung القَلب
Liver الكَبِد
Paru الرِئَة
Arteri الشِريَان ج : الشَرَايِين
Vena الوَرِيد
Kapiler الشَعرِي
Aorta أبْهَر: شِرْيانٌ أَوُرْطِيّ
Vena cava الوَرِيدُ الأجْوَف
Systole اِنْقِبَاضُ القَلْبِ
Diastole اِنْبِسَاطَةُ القَلْب
Pulse دَقّ القَلْبُ
Cardiology طِبّ القَلْب
Cardiolog طَبِيبُ القَلْب
Carditis اِلْتِهابُ القَلْب
TB paru تَدَرّنٌ رِئَوِيّ - دَرَنٌ رِئَوِيّ
Arteri pulmonary شِرْيانٌ رِئَوِيّ
Vena pulmonary وَرِيد رِئَوِيّ
Dah ah… segini aja dulu. Takut kebanyakan.
Oya… bedakan antara jantung dengan hati/liver. Sebab dalam kontek bhs Indonesia, hati kadang dirancukan dengan jantung. Buktinya? Wanita kalau sakit hati, yang dipegang atau ditunjuk pada posisi jantung.
Assabil Holy Holistic Jakarta
Pelopor bekam steril

Monday, January 9, 2017

TITIK-TITIK FASHD atau Al-Fashdu

TITIK-TITIK FASHD:
واعلم ان العروق المفصودة كثيرة: عروق في الرأس وعروق في اليدين وعروق في البدن وعروق في الرجلين وعروق في الشرايين


Ketahuilah bahwa banyak pembuluh darah yang dapat dijadikan titik fashd:


1. Pembuluh darah di kepala
2. Pembuluh darah di tangan
3. Pembuluh darah di badan
4. Pembuluh darah di kaki
5. Pembuluh darah di beberapa arteri
Masing-masing bagian ini diuraikan lagi menjadi beberapa titik beserta manfaatnya.

Wednesday, January 4, 2017

KULIAH BEKAM...? BUANG-BUANG WAKTU

KULIAH BEKAM...? BUANG-BUANG WAKTU


Meeting dengan Rektor Unusa Surabaya Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, Prof. Muhlas dan para warek dan dekan untuk rencana kerja sama pelatihan hingga prospek prodi khusus bekam. Tunggu info berikutnya.
Pertanyaannya:

Ngapain kuliah bekam 3 tahun kalaulah selama ini belajar sehari dua hari pun mereka sudah bisa membekam? Bahkan tanpa belajar pun atau minimal belajar dari youtube pun mereka sudah berani membekam?
Inilah di antara materi diskusi kami tadi siang. Apakah antum punya pendapat tentang hal ini?

Tuesday, January 3, 2017

TITIK BEKAM UTK SEKSUAL PRIA

TITIK BEKAM UTK SEKSUAL PRIA:

UM - KHL - UN2-3 - ZA8-9-14-15-16-17-26-27 - AK3-4 + herba

Monday, December 19, 2016

THIBB NABAWI UNTUK MULTIPENYAKIT

THIBB NABAWI UNTUK MULTIPENYAKIT
Hari kemaren, ahad dapat pasien yang super macam-macam:
1. Kanker payudara. Datang pertama. Sejak pascaoperasi pengangkatan total maret 2016, darah segar terus merembes nonstop, tangan odim dan disfungsi motorik total. Nyeri ndak ketulungan. Insomnia. Kelihatannya dari kekuarga kurang mampu.
2. Kasus infertility 4 pasangan suami istri
3. Bapak2 usia 72 thn dari Bengkulu kesulitan jalan padahal bln depan mau umroh. Maunya pulang. Alhamdulillah sedia menunda 2 minggu sehingga dapat bekam 2x seninggu
4. Kanker nody lymphaticum cervicalis dan inguinalis. Yg di inguinal sdh hilang total.
5. Lymphoma di perut.
6. Tumor payudara kanan. Hanya 2 cm.
7. Anak autism usia 5 thn
8. Amenorrhea, 2 th tanpa haid sama sekali. Bekam sebelumnya pada bulan lalu sudah mulai haid lagi walau masih sedikit.
9. Janda 2 anak pakai niqob, cerai gara2 suami ndak mau kerja dan kdrt. Sekarang mesti banting tulang kerja serabutan.
10. Dismenorrhea, bahkan sampai pingsan saat haid.
11. Yang lain2 kasus ringan.
Multiple disease. Beragam dan membuat pikiran makin masghul.
Sebagai manusia biasa yg lemah dan dengan logika patofisiologi yang cukup berat untuk diobati, sementara mereka semua sangat mengharap kesembuhan dengan Thibb Nabawi, kadang terpikir diri in kok makin dho'if. Tapi ana senantiasa berharap semoga Allah limpahkan kesembuhan kpd mereka. Doa dan harapan yg tulus.
Ya Allah ya Rabb limpahkan kekuatan kepada kami dan saudara2 kami pendakwah Thibb Rasul-Mu.

Saturday, November 7, 2015

Down Syndrome Sembuh Dengan Bekam

Usianya baru 3.5 tahun dengan kasus down syndrome (DS), dengan ciri-ciri khusus secara fisik dan mental. Wajahnya datar, ada lipatan tambahan di ujung mata, jari-jari tangannya gemuk dan pendek, lidahnya lebar, sering menjulurkan lidah, ngiler, bicara tak jelas, tidak responsive. Secara mental, dia memiliki kelambatan yang menonjol dibandingkan anak lain seusianya. Jika Anda punya anak DS, harap diterima hal itu sebagai qadarullah, jangan sekali-kali berharap bahwa anak Anda akan berkembang menjadi anak pinter, apalagi pinter banget. Bahkan jangan berharap akan mampu bersanding dengan siswa lain di bangku sekolah normal. Hal itu sulit dan mendekati mustahil tercapai. Dia perlu dimasukkan ke sekolah khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus, yang biasanya juga tidak banyak membantunya secara pendidikan karakter. Ini bukan karena apa-apa, tapi memang begitulah secara teori. Bahkan tidak sedikit yang semakin lama anak semakin menurun kondisinya, dengan tambahan gangguan penglihatan dan pendengaran.
Lalu siapakah orang tua yang tidak akan terpukul ketika dia memiliki seorang anak yang sejak bayi pun sudah terdeteksi sebagai penderita DS? Bagaimana kehidupannya nanti? Bagaimana hidupnya? Bagaimana masa depannya? Bagaimana jika aku sudah meninggal? Siapa yang akan memelihara dan mengurusnya? Banyak lintasan pikiran yang berkecamuk dalam kepalanya.
Ada apa dengan DS?
DS terjadi pada anak sebagai kelainan genetic, karena kelainan pada cromosom 21. Janin memiliki 23 pasang cromosom dari ayah ibunya, terbagi secara rata, sehingga jumlah totalnya ada 46 cromosom. Anak DS cromosomnya lebih satu, yakni sebanyak 47 buah karena mengalami kelainan (kelebihan) pada cromosom 21. Kalau masing-masing berpadangan ada dua, pada cromosom 21 ada tiga buah.
Kembai ke anak ini, usia 3.5 tahun. Kasus DS. Dengan empat kali bekam, sudah ada perubahan walau belum siginifikan, yaitu lebih konsentrasi, jika dipanggil lebih responsive, lebih banyak maunya.
Orang tuanya juga memasukkannya ke program terapi bicara. Dan hebatnya, petugas tempat terapi bicara itu menyarankan si anak untuk dibekam, sembari menyebutkan nama Assabil. Mengapa? Karena ada salah satu anak DS juga, yang juga mengikuti program terapi bicara di tempat tersebut, setelah dibekam secara rutin, kondisinya nyaris seperti anak normal dan bahkan sudah kuliah dengan program normal sebagaimana mahasiswa lain yang normal.
"Maka atas informasi tersebut, saya datang ke sini Ustadz, agar anak saya ini selanjutnya berkembang sebagaimana anak normal lain," kata ayahnya.
"Amin, ya Rabb," jawab kami, "Cuma memang Bapak harus telaten dan sabar."
"In shaa Allah Ustadz."
"Bapak tahu berapa lama terapi yang dilakukan anak DS yang sekarang kuliah sebagaimana anak biasa tersebut?"
"Tidak," jawabnya.
"Empat tahun," kataku.
Dia sempat terpana dan sedikit kaget. Tapi tak lama kemudian dia tampak dapat menguasai diri.
"Berapa lama jeda waktu kedatangannya?"
"Pada awal mula, seminggu sekali, lalu makin jarang dua minggu sekali, lalu tiga minggu sekali, lalu sebulan sekali, hingga tahun terakhir dia datang sesekali waktu saja."
"In shaa Allah saya akan telaten Ustadz, karena masa depan anak saya jauh lebih penting daripada usaha dan biaya yang harus saya keluarkan," jawabnya dengan mantap.
Ya Allah, ya Rabb, limpahkan kesembuhan kepada anak ini, curahkan kesabaran kepada bapak ibunya, karena Engkaulah Dzat Maha Penyembuh.